3.4.16

pluralisme bukan pluralitas

mengutip sebuah kalimat dari salah satu film yg sedang menjadi buah bibir ” masih pentingkah ada perbedaan ”, sebuah kalimat penuh makna.. bangsa indonesia yg majemuk beragam suku dan agama disatukan dalam ruang yg kita sebut indonesia.
Keberagaman yg begitu banyak memang sangat rawan menimbulkan konflik antar suku bahkan agama hanya karna beda pemahaman terhadap satu hal. kita melihat realitas begitu tdk mudahnya menyatukan keberagaman tersebut, bahkan sedikit saja ada masalah sepele mampu menjadi percikan api yg membakar amarah setiap suku dan agama sehingga terjadi sebuah konflik.
dari sini kemudian lahir sebuah pandangan yg bertujuan menyatukan perbedaan tersebut dalam sebuah paham yg disebut pluralisme. namun kenapa dan ada apa dengan pemikiran dr sebuah ide tentang pluralisme begitu ditentang khususnya oleh umat islam? bukankah itu sebuah ide yg seharusnya didukung oleh setiap agama dan suku yg ada untuk kemudian mampu mencegah konflik yg lahir dari perbedaan itu.
Pluralisme mengajarkan kita tentang semua agama dan suku yg berbeda itu mempunyai benang merah yg adalah berasal dari satu, sehingga benang merah itu kemudian menjadi pemersatu dari keberagaman tersebut yg kemudian tidak ada lg perbedaan dan semua suku dan agama itu benar dimata pluralisme. 
ketika kita sepakat dengan ide itu bukankah kita juga telah sepakat bahwa tdk ada lg perbedaan krn semua pebedaan itu sudah dibuang dan keberagaman tersebut sudah menjadi satu.. satu suku satu agama, hanya nama dan kebiasaan untuk melaksanakan cara beribadah yg berbeda serta krn kondisi geograpis yg membuat beda dalam melaksanakan kebiasaan” budaya namun secara existensiya tetap sama yaitu untuk penghormatan pada yg satu. 
namun kita lupa bahwa pada setiap doktrin agama semua mempunyai ajaran masing” bahwa hanya satu agama yg benar yaitu agama yg diyakini. inilah yg melahirkan pertentangan terhadap pluralisme bahkan harus dilawan, krna pluralisme mengajarkan kita untuk menghilangkan perbedaan.jika demikian seharusnya perbedaan tersebut tetap ada dan memang tdk bisa tdk ada, seperti pelangi dia terlihat indah karna terdiri dari beberapa warna. banyangkan pelangi jika hanya satu warna.
Pancasila telah mengajarkan kita tentang pentinnya perbedaan dalam satu bangsa, dimana setiap perbedaan itu saling toleransi dan menghormati. mereka diberi kemerdekaan untuk menjalankan keyakinan masing-masing, itulah pluralitas dan negara harus menjamin itu bukan malah menghilangkanya. masalahnya sekarang negara belum bisa menjamin dan menjalankan amanah dari pancasila tersebut sehingga melahirkan banyak konflik, karna pahaman pancasila yg sebenanrnya pluralitas di artikan sebagai pluralsime.

Pancasila Sebuah Ide Cemerlang Mempersatukan Bangsa Ataukah Sebaliknya.

melihat sebuah realitas atau keadaan sekarang kita hanya bisa mengerutkan kening sekaligus menggerutu dalam hati.. sebuah negara yang menurut penilaian bangsa-bangsa dunia adalah negara yg menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi.. namun takala kita membuka mata dari mimpi yg membuat kita enggan untuk bangun dari tidur, kenyataan pahit harus kita rasakan.
mereka yang mengaku perwakilan dari rakyat sebagai pemimpin-pemimpin yg harusnya menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila dengan sadar menginjak-injak Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
apa yang salah dengan pancasila, ketika kita kaji lebih dalam.. seharusnya kelima sendi itu mewakili daripada keseluruhan rakyat indonesia yg majemuk..?? sila pertama ketuhanan yg maha Esa, jika benar pancasila adalah rumusan yg disepakati oleh dan harus menjadi pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. maka mereka selain dari pada umat islam yg pada dasarnya berperinsip tuhan itu Esa adah bukan bagian dari bangsa ini.. ini adalah sebuah kesalah yg justru akan memecah persatuan ummat di indonesia.
kemudian kemanusian yg adil dan beradap sila kedua, melihat realitas sekarang dimana letak keadilan itu.. masih adanya beberapa bentuk diskriminasi yg dilakukan oleh pemerintah pusat terutama jika harus berbicara tentang suku maka kita akan melihat ketimpangan-ketimpangan itu yg kemudian berakhir dengan tindakan-tindakan yg  tidk beradap untuk menyelesaikannya, ini adalah sebuah bentuk pelampiasan kekecewaan terhadap sebuah sistem yg tidak adil ini.
malas bahas yg lainya.. lg tidk mutt……

Waktunya Pemuda Tampil Di Panggung

Bangsa yang kuat ada ditangan para pemuda, gagasan cara pandang bangsa kedepan harusnya lahir dari para pemuda yang selalu berpikir kritis, inovatif, kreatif dan peka terhadap kondisi sosial. mereka selalu punya cara yang cerdas untuk membangun bangsa. pemuda jangan hanya berpikir Individualistik dimana para pemuda yang hanya berpikir untuk mengejar prestasi-prestasi pribadi tampa memberi manfaat untuk orang lain, buta dan tuli terhadap kondisi sosial.

Para pemuda memiliki sejarah hebat pada bangsa ini, tinta emas telah dituliskan para generasi muda dalam membangun pondasi yang kuat untuk bangsa kita. jiwa perlawanan, semangat yang selalu menggelora dan memiliki cara pandang yang merdeka merupakan harta yang paling berharga dimiliki para pemuda dimasa lampau.

hari ini pemuda seperti itu begitu dirindukan oleh zaman, dimana idealisme sudah menjadi barang yang sangat langka. zaman dimana banyak pemuda yang pesimis terhadap keyakinan adanya energi positif dibalik setiap nilai-nilai kebaikan yang diperbuat. pikiran pemuda hari ini diselimuti oleh pemikiran materialisme belaka, lebih mementingkan hasil materi ketimbang dampak sosialnya.

bangsa ini sudah terlalu tua untuk diurus para generasi tua, bangsa ini membutuhkan energi yang sangat besar agar dapat mencapai kejayaanya, energi yang hanya dimiliki oleh para pemuda. kasihan para generasi tua jika mereka dipaksa untuk berpikir memberi solusi untuk bangsa, kasihan mereka generasi tua jika dipaksa ototnya untuk membangun negri. mereka sudah lelah, mereka harusnya beristrahat menikmati hidup.

saat ini peran pemuda begitu dibutuhkan dan mereka harus mampu membuktikan diri sebagai generasi pewaris yang layak untuk membangun bangsa mencapai kejayaanya. pemuda harus berani tampil, pemuda harus berani mengambil peran, pemuda harus mampu menjadi agen-agen perubahan yang bukan hanya bisa mengambil kekuasaan, tetapi memang layak dan mampu menjadi solusi untuk bangsa.

Trilogi Program Pembangunan Rezim Soeharto.


Suatu bangsa harus punya konsep yang jelas untuk arah pembangunanya, apakah itu pembangunan SDM atau infrastrukturnya yang pasti hal itu akan menunjang keberhasilan sebuah negara untuk mencapai cita-citanya. Yaitu kuat secara ekonomi, pangan dan pertahanan.

Seperti pembangunan suatu kawasan tertentu yang bertujuan untuk mengsuport atau yang akan menjadi salah satu variabel dalam kesuksesan mencapainya cita-cita satu daerah atau negara. Maka dari itu Setiap pembangunan harus jelas arah dan tujuanya, efek jangka pendek dan panjangnya.

Sepertinya program trilogi pembangunan era Soeharto memang lebih matang dan bagus, yaitu program pembangunan jangka pendek, menengah dan panjang yang kita kenal dengan Pelita I,II dan seterusnya. Harusnya mulai dari Presiden, Gubernur, Bupati sampai kepala Desa menerapkan itu.

Jangan setiap ganti rezim,.pembangunan yg tidak selesai oleh rezim sebelumnya tidak dilanjutkan oleh rezim berikutnya. Akhirnya apa, PEMERINTAH UJUNG-UJUNGNYA BUANG-BUANG DUIT RAKYAT.
Proyek meliyaran sampai triliunan ditinggalkan begitu saja, hancur tak terurus. Ada banyak hal seperti itu terjadi, seperti program nasional pembanguan era SBY yang tidak dilanjutkan oleh jkw, contohnya proyek komplek olah raga hambalang atau seperti program pembangunan pasar di kawasan terminal baru maros yang dicueki tidak terpakai sesuai fungsinya.

Harusnya program pembangunan jangka pendek, menengah dan panjang memang mesti dimasukan dalam UU pembangunan untuk nansional atau perda pembangunan untuk lingkup daerah. Agar pembangunan jangka menengah dan kususnya jangka panjang dapat terberlanjut meski kepemimpinan sudah berganti.

Sebagai contoh, PTB salah satu kawasan yang sudah menjadi salah satu icon maros, harusnya kawasan itu dibuatkan Perda, agar konsepnya lebih terarah dan terlindungi. Dengan adanya Perda dikawasan PTB maka akan ada aturan yang jelas dan mengikat, seperti jenis atau model bisnis dan transaksi yang diperbolehkan dan yang dilarang dilarang dikawasan itu.

8.12.11

Kepemimpinan Menurut Islam

Berikut ini Islam memandang kepemimpinan sebagai berikut.


  1. "Nabi mengatakan kepada mereka, `Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu.` Mereka menjawab, `Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang dia pun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?` Nabi (mereka) berkata, ’Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganu­gerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa.` Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan, Allah Mahaluas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.”
 
llmu menjadi penting dalam kepemimpinan. Sebuah syair Arab mengatakan, "Faqidu syai 1a yu`thi." Kalau kalian tidak memiliki apa - apa, maka sulit untuk memberi kepada orang lain. Oleh karenanya, pemimpin juga dituntut untuk belajar secara terus-menerus.
 
  1. "Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa naf.su, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang - orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.”
 
  1. "Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar - benarlah kamu mendapat kesusahan tetapi Allah menjadikan kamu ’cinta’ kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus."
 
Berikut ini adalah prinsip dasar yang penting sebagai landasan prinsip operasional kepemimpinan efektif dalam Islam.
 
  1. Hikmah. Mengajak manusia dengan penuh hikmah.
  2. Diskusi. Jika ada perbedaan, maka diskusilah dengan baik.
  3. Pelajaran yang baik. Orang akan ikhlas menerima perintah jika memahami manfaat pekerjaannya dengan baik.
 
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengelahui orang - orang yang mendapat petunjuk.”          (an-Nahl: 125)
 
  1. Qudwah. Memimpin lebih efektif dengan contoh.
 
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak mcnyebut Allah." (al-Ahzab: 21)
  1. Musyawarah. Jika ada perintah yang akan dikerjakan, maka sebaiknya dilakukan dengan musyawarah.
  2. Ikatan hati. Kelembutan hati dan saling mendoakan.
  3. Empati dan kelembutan hubungan.
 
"Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu (Maksudnya: urusan peperangan dan ha1-hal duniawiah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain - lainnya). Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang - orang yang bertawakal kepada-Nya."   (Ali Imran: 159)
 
8        Keadilan. Menjadi pemimpin yang tidak memihak.
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran, yang sebaik - baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendegar Lagi Maha Melihat." (an-Nisaa: 58)
 
"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka, janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan." (an-Nisaa: 135)
 
"Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang­ - orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali - kali keben­cianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (al-Maa’idah: 8)
 
  1. Kebebasan berpikir, berkreativitas, dan berijtihad.
Rasul menerima pendapat lokasi Perang Badar dan strategi Perang Parit (Khandak) dari Salman a1-Farisi.
 
  1. Dapat memanfaatkan potensi orang lain (Rasul mempereayakan misi ke Habasyah, Yaman, dan lain-lain kepada para sahabatnya).
Dari garis besarnya terlihat betapa universalnya pandangan Islam terhadap konsep kepemimpinan. Hal ini dikarenakan ia mencakup dasar-dasar, persiapan, dan pemilihan pemimpin. Juga mencakup ciri - ciri kejiwaan dan sosial yang wajib dimiliki pemimpin, di samping tanggung jawab seni dan moral yang terletak di atas punggungnya.
 
Berikut dijabarkan tujuh fakta kepemimpinan dalam Islam.
  1. Pemimpin adalah sarana untuk menilai sukses.
  2. Hampir semua orang sukses karena bantuan orang lain (kerja sama).
  3. Setiap orang dapat menjadi pemimpin kapanpun.
  4. Esensi kepemimpinan adalah memotivasi orang yang dipimpin untuk bekerja secara maksimal.
  5. Tidak tergantung situasi.
  6. Mempelajari model kepemimpinan dalam pertempuran. Kepemimpinan dapat dibentuk, bukan bakat.

sumber : http://www.promagmulia.com/artikel/detail/4/kepemimpinan-menurut-islam.html

Mafia Manager : Gaya Kepemimpinan Ala Mafia


Selasa, 08 Juli 2008 09.38 WIB
Oleh: Permata Wulandari

(Vibiznews – Leadership) – Pernah membaca mengenai sebuah buku yang cukup tenama “The Mafia Manager”? Jika belum pernah membacanya cobalah untuk membaca buku tersebut terutama jika Anda adalah seorang pemimpin agar membuka wawasan kepemimpinan Anda lebih mendalam. Buku ini mengambil ajaran dari prinsip politik seorang Niccolo Machiavelli, seorang ilmuwan sekaligus politisi yang berasal dari Fiorenza. Machiavelli disebutkan sebagai manusia paling kejam karena dianggap menghalalkan berbagai cara guna mencapai serta serta mempertahankan kekuasaannya. Beberapa tokoh seperti Al Capone, The Fox Torio mengambil nilai-nilai yang diajarkannya.

Mafia manager mengajarkan kesuksesan dengan menghalalkan segala macam cara ala mafia serta memberikan lasan mengenai bagaimana seseorang bersikap tanpa ampun dan juga penuh kejujuran. Setiap orang yang menginginkan kesuksesan harus memahami jalan mafia melalui penempatan posisi yang dapat mengatur orang lain sehingga keuntungan besar akan didapatkan.

Mendengar kata mafia pasti akan tertuju pada sebuah organisasi yang tidak tersentuh dan selalu berurusan dengan dunia hukum karena mengandalkan kekerasan, kekuasaan serta bisnis berbasis narkoba. Bahkan dunia kriminal pun tidak lepas dari gerakan mafia. Namun, sayangnya kita tidak menyadari bahwa prinsip ini marak diterapkan dalam dunia bisnis. Guna meraih sebuah karir atau mempertahankan posisi strtagis dalam sebuah organisasi tidak jarang memakai prinsip para mafia.

Ajaran yang diterapkan para mafia menjadi inspirasi bagi kepemimpinan sebuah organisasi. Namun, diperlukan kecerdasan, kejelian serta kreativitas guna mengimplementasikannya. Sifatnya juga sangat fleksibel tetapi bisa melunak serta dipenuhi dengan strategi kepemimpinan yang sesuai. Mirip dengan Sun Tzu yang lebih terarah pada pengelolaan strategi sebuah organisasi.

Gaya manajer ala mafia tidak seperti nama seram yang selalu mendompleng padanya. Segalanya bergantung dari pemaknaan masing-masing pelaku bisnis. Para pelaku bisnis akan memperoleh manfaat jika mengambil intisari ajaran mafia dimana para eksekutif dalam posisi strategis akan mampu mempertahankan serta mengembangkan perusahaan yang mereka jalankan. Prinsip gaya manajer ala mafia akan membuat membuat sebuah perusahaan survive serta mampu berkompetisi di era persaingan global saat ini

Pada buku The Mafia Manager dijelaskan ada tiga hal yang harus dijalankan setiap orang. Hal pertama adalah etika, bahwa titian sebuah karir tidak boleh secara instant tetapi harus bergerak dari bawah. Kejujuran juga menjadi pertimbangan etis dalam organisasi Mafia. Dalam berinteraksi kejujuran harus dikedepankan. Bagi Mafia, hal terpenting dalam hubungan bisnis ialah reputasi akan kejujuran selain itu solidaritas serta kesetiaan merupakan hal penting lainnya.

Hal kedua adalah prinsip manajemen serta kepemimpinan. Efisiensi adalah sebuah prinsip yang cukup penting. Manajemen waktu secara efektif adalah salah satu kunci efisiensi. Hal yang ketiga adalah bagian lainnya dimana seorang mafia sejati akan ebih mengutamakan akal dan kepentingan keluarga pada saat dijepit masalah. Bahkan jika mempunyai musuh pribadi tidak boleh melibatkan keluarga. Mc Donalds serta burger king adalah salah satu contoh bisnis yang sukses mempraktikan kepemimpinan ala mafia. Mafia tidak selalu diidentikan dengan hal yang buruk bukan?

(disarikan dari The Mafia Manager, A Guide to the Corporate Machiavelli, serta Mafia leadership reason)

11.12.08

arti politik

Politik Demi Kesejahteraan Rakyat Komentar Mayjen TNI (Purn) Basofi Sudirman tentang politik di Indonesia, dalam diskusi di Kantor Redaksi Surya, patut dicermati. Menurutnya, mulai Orla, Orba, sampai sekarang, politik yang dibicarakan hanya politik membangun kekuasaan. Hal ini sudah menjadi watak, bukan watuk (batuk). Watuk bisa diobati, kalau watak tidak. Ia menambahkan, meskipun pemilu sudah selesai, masih saja ingin membangun kekuatan kekuasaan (Surya, 17/1/2007). selengkapnya